Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Tuesday, June 8, 2010

Tidak Mudah Jadi Ayah

Bismillahirohmanirrohim.

mmmm..yah tulisan ini diperuntukan buat Apa-ku..aku mengerti semuanya..aku menghargai semuanya..n tak akan pernah ku lupakan.. buat teman2 chi2 yang sudah ,akan atau segera jadi ayah..tetaplah tegar! sebagai sandaran kami (wanita) dan anak2 kalian sekarang atau kelak..kita sama2 punya amanah yang tidak ringan..kami(wanita) menghargai-mu atas semua beban yang sudah, sedang dan akan engkau pikul....kita (wanita) tau betapa tidak mudah jadi ayah dan ibu itu..oleh karena itu Allah menciptakan kita untuk saling melengkapi dan menguatkan..supaya kita tetap tegak berdiri meskipun seokan angin dan badai sangat besar..mmmm juga buat semua laki-laki di dunia ini yang amanah dan bertanggung jawab
Dan cerita dimulai.....


Suatu ketika, ada seorang anak yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.

Anak wanita itu bertanya kepada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?". demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab," Sebab aku laki-laki." Itulah jawaban ayahnya. Anak wanita ini bergumam," Aku tidak mengerti!". Dengan kerut kening karena jawaban ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian ayahnya mengatakan, "Anakkku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki." Demikian bisik ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita ini bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut -merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab"Anakku, jika seorang laki-laki yang benar-benar bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang demikian." Hanya itu jawaban sang ibu.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk?

Hingga suatu malam, anak wanita ini bermimpi. Di dalam mimpinya itu seolah -olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar de3ngan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku cipatakan laki-laki, Aku membuatnya sebagai peminpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Ku ciptakan bahunya kekar dan berototuntuk membanting tulangmenghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuik melindungi seluruh keluarganya."

"Ku berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya."

"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya."

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, di dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya selalu melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan dan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaanya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi juga mengasihi sesama saudara"

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknnya tentang masa kini dan saat yang akan datang. Walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan , bahwa isteri yang baik adalah isteri yang setia terhadap suaminya, Isteri yang baik adalah isteri yang senantiasa menemani dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannnya itu akan menguji setiap kesetiasan yang diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri,bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayanngi."

"Ku berikan kerutan di wajahnya agar menjadi bukti, bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga sakinah dan badannya yang terbunngkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaanya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku berikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai peminpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanyainilah kelebihan yang dimiliki laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah dunia dan akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera ia berlari, bersuci, berwudhu dan melakukan sholat malam hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdzikir, ketika ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya.


"AKU MENDENGAR dan MERASAKAN BEBANMU AYAH!"

0 comments:

Post a Comment